Minggu, 21 Agustus 2011

Tak Akhlaqul Kharimah Laskar Merah Putih Sesalkan Sikap Pemkot Tangerang

TANGERANG -  Jajaran Pemerintahan Kota (Pemkot), Tangerang, provinsi Banten dinilai tidak Akhlaqul Kharimah. Janji - janji yang katanya ingin membantu kepentingan masyarakat ternyata tidak ada realisasinya. Ironisnya, saran Yusuf Hamzah salah seorang kasie Kesbangpol Pemkot Tangerang yang katanya ingin membantu anak yatim dan warga tidak mampu melalui proposal, ternyata hingga saat ini tidak pernah terbukti. Hal ini diungkapkan M.Firdaus,SH ketua Markas Cabang Laskar Merah Putih Kota Tangerang, di Sekretariat jalan A.Damyati nomor 43 Gedung Merdeka,Kota Tangerang, Sabtu (20/8).

Masih menurut Firdaus, Laskar Merah Putih Kota Tangerang dalam setiap melaksanakan tugasnya selalu berprinsip dan berpegang terhadap motto, “Jangan tanyakan apa yang sudah diberikan oleh negara padamu, tapi tanyakan dirimu. Apa yang sudah kau berikan pada Negara dan Bangsa ini,”.

Laskar Merah Putih akan menjaga setiap sejengkal tanah milik Negara Republik Indonesia. Hingga menjadi garda terdepan membantu kinerja pemeintah, TNI dan Polri. Untuk itu tambahnya, tiada hal lain yang lebih utama sebagai fundament untuk meraih kesuksesan dan rasa kenyamanan dalam berorganisasi, tandasnya.

Melalui aksi kemanusiaan yang bekerja sama dengan Jamkesmas untuk mengadakan sebuah kegiatan dalam upaya membantu kalangan tidak mampu dan anak cacat mental seperti yang dialami Muhammad Faisal warga Kunciran, Kota Tangerang. Laskar Merah Putih merasa prihatin terhadap ketidak pekaan jajaran pemerintahan Kota Tangerang. Pasalnya, mereka acapkali mendatangi rumah korban Faisal tapi kenyataannya bantuan yang diharapkan itu tak juga kunjung datang.

Lantaran tersentuh rasa kemanusiaan, tak tega melihat penderitaan korban, akhirnya Firdaus dan anggota militan Laskar Merah Putih memperjuangkan nasib keluarga tersebut. Tapi tak ayal, anjuran mengajukan permohonan proposal dari Yusuf Hamzah salah seorang kasie Kesbangpol Pemkot Tangerang untuk membantu akar rumput hanyalah isapan jempol.

Mereka yang menyarankan, tapi mereka juga yang membatalkan pencairan dana dari sejumlah suku dinas Kota Tangerang. Yang lebih menyakitkan pihak Pemkot menolak menganggarkan dana dengan alasan tidak ada bantuan dengan stempel lengkap. Padahal, pada tanggal 15 Agustus 2011 proposal tersebut telah disposisikan. Tapi tiba - tiba dua hari kemudian bantuan untuk anak yatim dan acara peringatan hari kemerdekaan RI dibatalkan.

“Kami disini berencana membantu kinerja pemerintahan Kota Tangerang. Dan sedikitpun tidak ada unsur atau nuansa politik praktis untuk melakukan aksi dukungan terhadap bakal calon Gubernur Banten. Orientasi kami murni kegitatan sosial. Karena jika ada dugaan masuk ke ranah politik, kami akan mendapatkan sanksi secara organisatoris, pungkas Firdaus. [BMB/ERICK]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar