Rabu, 24 Agustus 2011

Persiapkan Generasi Muda, Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta Mayjen (Purn) Hendardji Getol Lakukan Pembinaan Anak Usia Dini


JAKARTA – Digelarnya berbagai kegiatan lomba anak-anak, semisal MTQ, Pidato, Marawis dan lomba adzan pada semarak Ramadhan yang diikuti ratusan peserta dari sejumlah penjuru kota Jakarta dan sekitarnya, dimaksudkan untuk kaderisasi secara dini. Selain itu, juga mempersiapkan generasi muda. Sekaligus suatu pelaksanaan ibadah untuk menyempurnakan perjalanan hidup. Kegiatan seperti ini perlu ditumbuh-kembangkan karena generasi muda merupakan pewaris masa depan bangsa. Anak-anak usia dini, tidak menutup kemungkinan nantinya bisa menjadi presiden maupun menteri. Namun ini semua tidak dengan cara instan, melainkan melalui proses panjang dengan sebuah upaya pembinaan. Hal ini diungkapkan Mayjen (Purn) Hendardji Soepandji SH, bakal calon Gubernur DKI Jakarta disela-sela acara silaturahmi Alim ulama se-Jakarta di gedung Jakarta Media Center (JMC), Kebon Sirih, Jakarta, Rabu (24/8).

Masih kata Hendardji, apa yang dilakukan di bulan suci ini merupakan sebuah kenangan manis dan indah. Salah satunya dengan mengemban tugas mulia dengan menyongsong 30 hingga 40 tahun kedepan. Guna mempersiapkan generasi yang madani dan adil dan makmur. Yang mana berbasis pada moral. Mendidik seseorang hingga memiliki moral yang baik.

Ketika disinggung terkait program jika terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta mendatang, jabatan itu merupakan sebuah amanah. Seluruh komponen baik dari atas, samping maupun bawah tentunya harus singkron. Suatu pekerjaan tidak bisa dilakukan dengan sendirinya. Lantas dilakukan skala prioritas. Salah satunya memperbaiki kesejahteraaan.



Sementara, guna mengatasi keruwetan masalah kemacetan dan banjir yang kerap merendam ibukota, misalnya perlu diperbanyak transfortasi publik hingga tingkat kelurahan. Jaringan transfortasi terus dibenahi. Sehingga orang tidak mudah setres akibat kemacetan. Kemudian membatasi kendaraan pribadi. Jangan sampai seperti kondisi RTH di jalan Antasari, sangking saja warga Jakarta tidak berteriak-teriak. Nah hal-hal seperti itu seyogyanya secepatnya diatasi. Selain itu ada sejumlah kendala yang harus diprioritaskan. Misalnya kendala produktifitas kerja, devisa negara lambat dan menurunnya lapangan pekerjaaan. Dan yang tak kalah penting ialah komitmen untuk bangsa dan negara dengan mengikuti undang-undang, tegasnya.


Saat ditanya terkait masih layak tampilnya sosok militer untuk memimpin kota Jakarta yang sangat majemuk ini, menurutnya itu merupakan hal yang sah dan wajar-wajar saja. Toh dipimpin seorang sosok dari latar belakang militer, sejauh tidak melakukan perang secara sadis. Namun lebih mengededepan kan kasih sayang. Ibukota Jakarta perlu dipimpin sosok pemimpin yang tegas dan adil. Serta berani dalam mengambil keputusan, pungkasnya. [ikhwan/bmb]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar