Sabtu, 09 April 2011

Warga Pamulang Berhasil Kelola Pasar Swadaya Mandiri

TANGSEL Berkat upaya kerja keras yang dilakukan warga di komplek Pumulang II, RW.013, Benda Timur 14, berhasil mewujudkan aspirasinya, hingga terealisasi pembangunan sebuah pasar. Kondisi pasar di lahan Fasos- Fasum yang sebelumnya kumuh dan terbengkalai.

Bahkan, tak kurang dari 20 tahun lahan tersebut di manfaatkan oleh pihak - pihak yang tidak bertanggung jawab. Namun, upaya kerja sama dan inisiatif dari warga dan tokoh masyarakat setempat, akhirnya lahan itu berhasil dibangun sebuah pasar yang jauh lebih nyaman dan layak.

Realisasi pembangunan pasar kecil yang telah berjalan selama satu tahun itu tanpa ada bantuan dari pihak manapun alias murni dari swadaya masyarakat RW.013 Pamulang.Menurut Dede Rohadi, salah seorang pengelola dan sekaligus pengurus pasar, mengatakan tujuan didirikan pasar, utamanya untuk mengacu hal kejujuran dan transparanan antara sesama pengurus dan kemasyarakat setempat. "Kami sebagai pengelola memberikan peluang bagi siapapun yang berminat berdagang di pasar Swadaya Masyarakat Mandiri, sejumlah kios telah tersedia dan siap pakai,’ ujarnya.

Namun, para pedagang harus senantiasa menjaga kebersihan dan kenyamanan. Karena, pasar swadaya ini untuk kebersamaan. Pemanfaatan ruang, terutama di kota maju semisalTangerang Selatan ini relatif sedikit. Sehingga pemanfaatan ruang sekecil itu untuk pembuatan pasar swadaya masyarakat di dalam sebuah lahan Pasus-Fasum memang sebuah ide yang patut diacungi jempol. Selain itu juga mampu menambah pendapatan bagi masyarakat setempat. Untuk itu, lahan Fasus-Fasum seyogyanya jangan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.

Ketua RW 08 Srengseng Jakbar Sekedar Terima Uang Iuran Kas Kecil

JAKARTA – Rumor miring terkait usaha refleksi Five Star di jalan Meruya Ilir Raya nomor 48, Kembangan Jakarta Barat yang dituding sebagai tempat pijat esek-esek ternyata tak terbukti. Misalnya ketika media ini melakukan pantauan di lokasi, sekaligus menemui Yuni (42), tahun salah seorang tenaga pijat profesional di Five Star, kondisi yang terjadi murni sebagai lokasi pijat kesehatan refleksi, alias tak sesuai dengan tuduhan miring yang tengah berkembang.


Selain tudingan ke pihak Five Star, ketua pengurus RW. 08 Srengseng, Kembangan Jakarta Barat, H. Zaini, rupanya juga mengalami hal yang sama. Ada pihak-pihak tertentu yang menuding dirinya mendapatkan anggaran Rp.10 juta, tapi belakangan hal tersebut semata hanya sekedar isu dan tak terbukti. “Jika dikatakan hanya sekedar memberikan bantuan atau partisipasi dalam bentuk dana kecil berupa uang keamanan lingkungan dan uang iuran kas untuk lingkungan RW memang benar. Tapi itupun jumlahnya hanya kecil,” ujar salah seorang staf manajemen Five Star yang enggan disebutkan namanya.

Menyikapi sekitar persoalan ini, sumber itu mengatakan, jenis usaha ini semata hanya melayani pijat refleksi dan family massage. Jadi tidak benar jika dikatakan sebagai tempat esek – esek seperti hal yang dituduhkan itu. “Dan saya membenarkan jika pihak ketua pengurus RW 08 setempat tidak menerima uang sebesar Rp.10 juta seperti rumor tersebut . Hal itu hanya sekedar rumor yang sengaja dihembuskan oleh pihak ketiga,” ujarnya.

Melihat kondisi itu, bahwa Five Star murni hanya merupakan tempat refleksi biasa alias bukan tempat praktik esek-esek, sejumlah warga di RW.08 Srengseng pun mulai dapat memahami untuk tidak ikut memperuncing situasi. Bahkan, bila perlu semakin di tingkatkan tali silaturahmi antara pihak manajemen Five Star dengan warga disekitar lingkungan, ujar sumber itu.[bmb/dn]

Rabu, 06 April 2011

Polisi Joget India Sekedar Hilangkan Stres, Jangan Dihukum Ya Pak!

Foto Istimewa

JAKARTA -
Merebaknya video anggota Brimob Polda Gorontalo Briptu Norman masih menjadi perbincangan hangat ditengah masyarakat luas. Melihat fenomena ini tak sedikit warga yang tertawa karena merasa terhibur saat melihat tontonan menarik itu.

Sejumlah Polisi Wanita dari satuan Samapta yang tengah berjaga pada sidang terdakwa terorisme Abu Bakar Baasyir di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tersenyum geli saat ditanya seputar beredarnya video norman yang beberapa hari terakhir terdapat di situs Youtube.
Menurut mereka, hal itu semata hanya sekedar menghilangkan stres.  

Bagi mereka, kejenuhan sering kali dialami saat bertugas di pos jaga. Untuk menghilangkan stres dan penat banyak cara dilakukan selama tidak melanggar aturan.

Hal yang sama juga diungkapkan Tuti (25), tahun warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. "Aksi joget yang dilakukan anggota Brimob itu merupakan hal yang wajar. Mereka justru menghibur, bahkan semakin dekat dengan masyarakat. Toh mereka cuma sekedar menghilangkan kepenatan saat bertugas. Jadi mohonlah jangan dihukum ya pak Polisi", pinta Tuti. 


Mereka justru bersimpati dan terhibur ketika melihat tayangan video laki-laki satuan Brimob Polda Gorontalo tersebut.


"Ya kasian lah, masak begitu aja sampai dihukum, dia (Norman) hanya menghibur diri, nggak mengganggu kan?," tanyanya.


Seperti diketahui, video Norman bergoyang sambil mendengarkan lagu India berjudul Chaiyya Chaiyya dari salah satu film Shakhrukh Khan beberapa hari terakhir menjadi perbincangan di tengah masyarakat luas.


Sementara itu elit PDI-Perjuangan Pramono Anung tak mempermasalahkan aksi joget India yang dilakukan anggota Brimob Gorontalo tersebut. "Presiden bernyanyi saja tidak ada masalah, masa' ada rakyat yang joget dilarang," tegasnya.


Bahkan salah seorang anggota DPR RI meminta agar petinggi Polri tidak memberikan sanksi kepada Norman.[bmb]